وقد قيل لأبي عثمان النيسابوري: ما أرجی عملك عندك؟ قال: كنت في صبوتي يجتهد أهلي أن أتزوج فأبي، فجاءتني امرأة فقالت: يا أبا عثمان إني قد هويتك وأنا أسألك بالله أن تتزوجني ، فأحضرت أباها -وكان فقيرا- فزوجني منها وفرح بذلك، فلما دخلت إلي رأيتها عوراء عرجاء مشوهة. وكانت لمحبتها لي تمنعني من الخروج، فأقعد حفظا لقلبها ولا أظهر لها من البغض شيئا، وكأني على جمر الغضا من بغضها. فبقيت هكذا خمس عشرة سنة حتى ماتت، فما من عملي شيء هو أرجی عندي من حفظي قلبها.

Ditanyakan kepada Abu Utsman An-Naisaburi: “Apa amalan terbaik yang pernah Anda lakukan, yang sangat Anda harapkan pahalanya?” Ia menjawab: “Pada masa muda, keluargaku berusaha keras untuk menikahkanku, tapi aku menolaknya. Lalu datanglah seorang perempuan seraya berkata: “Wahai Abu Utsman, aku sungguh menginginkan dirimu. Demi Allah, aku memintamu agar bersedia menikah denganku.” Ia pun mendatangkan ayahnya, seorang laki-laki yang fakir, yang akhirnya menikahkan aku dengan anak gadisnya. Perempuan itu sangat bergembira karenanya. Ketika aku masuk menemui istriku, ternyata ia seorang perempuan juling, pincang dan buruk rupa. Karena begitu cintanya kepadaku, ia melarangku untuk keluar rumah. Aku pun tetap tinggal di rumah demi untuk menjaga hatinya. Aku tidak menampakkan sedikitpun kebencian kepadanya, padahal seakan-akan aku berada diatas bara kebencian kepadanya. Aku menjalani semua itu selama lima belas tahun lamanya, hingga akhirnya ia meninggal dunia. Tidak ada amalan yang lebih aku harapkan pahalanya selain perbuatanku demi menjaga (perasaan) hatinya.”
Referensi Kitab:
Ibnul Jauzi, Kitab Shaid Al-Khathir, hal. 330.
0 Comments